Gambar 1 |
Aku membunuh tubuhku tiga kali,
meski tak ada yang mati
dan warasku yang pamit pergi.
Aku menyayat nadiku satu kali
meski tak habis darahku,
tapi tatap mataku yang menjadi
kosong tak bersari.
Aku menopang tubuh orang-orang dengan
satu kaki, menjaga mereka jatuh dari
kedua kaki tangannya seolah hanya aku
yang bisa dan sempurna.
Kepedihan hanya lahir di pelupuk
mataku, sedang orang lain mendapat
terang dari tanganku. Seperti sumber
cahaya yang melahirkan gelap
terbakar di tubuhnya sendiri.
Tak ada yang mati dari tubuh ini
selain kosong isinya dan meredup
habis kehidupan di matanya.
0 Post a Comment:
Posting Komentar